Selasa, 27 Januari 2009

Subject:
Sekilas info Efisiensi di Restoran,
humor/mungkin juga nyata




Minggu lalu, saya pergi makan malam bersama beberapa teman kantor di
sebuah restoran yang kabarnya cukup laris di daerah kota (untuk yang
belum tahu, di Jakarta ada yang dinamakan daerah kota).
Saat memesan makanan, saya perhatikan pelayan yang melayani kami membawa
sepasang sendok di saku bajunya.
Sedikit aneh, tapi saya tidak begitu peduli. Namun, saat pesanan kami mulai diantar,
saya melihat pelayan lain membawa pula sepasang sendok disaku bajunya.
Saya jadi tertarik untuk melihat sekeliling dan ternyata memang benar
dugaan saya, semua pelayan restoran tersebut membawa sepasang sendok
disaku baju masing-masing.
Saya jadi ingin bertanya. "Mas kenapa semua pelayan di sini membawa
sepasang sendok di sakunya?" tanya saya yang datang membawa piring sate.
"Oh begini mas," jawab si pelayan, "pemilik restoran ini memutuskan untuk
menyewa "Arthur Andersen Consulting", ahli dalam hal analisa efisiensi kerja, untuk memperbaiki kinerja di restoran ini. Setelah mereka analisa selama beberapa bulan,
mereka menyimpulkan bahwa pelanggan restoran ini menjatuhkan sendok makan
mereka sebanyak 73,84 persen lebih sering dibandingkan peralatan makan lain yang
ada dimeja. Menurut Andersen Consulting, itu berarti rata rata 3 pelanggan
menjatuhkan sendok per meja setiap jamnya. Jika saja semua karyawan restoran
mengantisipasi hal itu, berarti kita bisamengurangi waktu yang terbuang untuk
pulang pergi ke dapur mengambil sendok pengganti dan menghemat waktu 1,5 jam
waktu kerja per-shift." Saking kagumnya dengan penjelasan si pelayan,
tanpa sengaja saya menyenggol salah satu sendok yang ada di meja. Segera saja
si pelayan mengambil gantinya dari saku baju sambil berujar, "Betulkan Pak, saya
tidak harus pergi kedapur sekarang untuk mengambil sendok pengganti untuk Bapak!"
Saya hanya bisa melongo dengan kejadian itu.
Tapi, kisah belum berakhir di situ. Ketika pelayan lain menghidangkan pesanan
tambahan, saya tetap memperhatikan sekeliling dan satu lagi hal tampak aneh.
Saya perhatikan hampir semua pelayan pria memasang benang yang menyembul
diujung ritsluiting celana mereka. Benang itu diikaitkan ke ujung kancing terbawah
dari baju. Lagi lagi rasa ingin tahu mengusik saya. Sebab, ternyata pelayan
perempuan tak memakai aksesoris benang tersebut. Ketika si pelayan tadi datang,
saya menanyakan soal benang itu. "Wah Bapak ini orangnya perhatian sekali ya.
Tidak semua pelanggan disini memperhatikan hal-hal sedetail Bapak," puji
si pelayan sedikit menggombal. Saya hanya tersenyum kecil. Apa anehnya orang
suka memperhatikan detail? "Ini juga hasil analisa Andersen Consulting Pak,"
katanya melanjutkan, "Mereka menyimpulkan bahwa kami pun harus menghemat
waktu yang kami habiskan di kamar kecil ketika buang air kecil.
Dengan tali yang dikaitkan ke si "Adik" ini (katanya sambil menunjuk tali itu),
kami tidak harus menggunakan tangan ketika mengeluarkannya. Berarti kami
akan terbebaskan dari keharusan membasuh tangan setelah buang air kecil.
Dan itu menghemat waktu yang terbuang di kamar kecil sebesar 25,92 persen."
Hampir tersedak saya mendengarkan penjelasan itu. "Memang, dengan tali itu
tangan jadi terbebas untuk memegang si "Adik". Tapi, bagaimana caranya untuk memasukkannya kembali ke posisisemula?" tanya saya menyelidik.
Dengan setengah berbisik si pelayan berucap, "Andersen Consulting tidak
menjelaskan secara spesifik tentang hal itu. Nggak tahu dengan yang
lain Pak.Tapi, kalau saya sih pakai sendok yang ada disaku baju ini."

Tidak ada komentar:

Infolinks In Text Ads

INVESTASI RINGAN DUNIA DAN AKHIRAT's Fan Box

Add to Technorati Favorites

Web Site Counter
Canon printers

Add to Technorati Favorites Add to Technorati Favorites