Pendeta Naik Haji....masak sih ? kok bisa sih ? Yang bener aja ?.....
Seorang pendeta dan seorang haji (Haji Muhammad Isa), sudah lama banget berSOHIBat erat. Gini ceritanya nih...
Pada suatu hari yang cerah mereka berdua pergi bersama-sama ke-suatu tempat, sebut saja tempat itu sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW), daerah turis buang-buang duit. Disana mereka mau Nge-date atau apa gitu..barangkali. Gue lupa gak sempat tanya-tanya-in mau ngapain sih mereka kesana ?. Mau ini kek mau itu kek, bukan urusan gue. It’s not my business. Lagian….Emang Gue Pikirin.
Dalam perjalanan menuju kesana ke-DTW, mereka berdua dengan terpaksa harus me-nyeberangi sebuah sungai yang cukup deras arus-nya dan cukup dalam and dingin pula. Tetapi karena pendeta itu enggak bisa berenang maka tentu saja dia enggak sungkan-sungkan untuk minta tolong agar pak haji sahabat-nya itu mau menggendong-nya. Tentu saja pak haji ini gak tega dan gak mungkin mau nolak. Wong mereka berdua Good Friend kok.
Sebelum mulai menyebrangi sungai, kedua-nya terlihat komat-kamit, sambil menunduk-kan kepala-nya, hening syahdu sejenak, mereka berdua membaca doa bareng-bareng tetapi sesuai dengan kepercayaan masing-masing tentu-nya.
Ketika sedang menyeberangi sungai, dari atas gendongan-nya sang-pendeta itu berkata pada Pak Haji.
“ Nah, ini baru cerita, ada pendeta naik haji ”
Mereka berdua ketawa-tawa he-he-he bahagia banget deh.
Ketika dalam perjalanan pulang, mereka berdua harus menyeberangi sungai yang sama, sungai yang itu - itu lagi. Seperti sebelum-nya, pendeta itu minta di-gendong lagi, rupanya beliau ketagihan pingin naik haji lagi. Naik haji itu ternyata enak deh, begitu pikir pendeta itu serius banget.
” Ji elo gendongin gue lagi dong ya...”
Tanya pendeta
“ Oke…. Off course…. ga apa-apa ta, dengan Senang hati… ..”
sambil senyum-senyum tanda orang yang sudah ma’rifat seperti Haji Muhammad Isa ini.
Di-tengah-tengah sungai itu tiba-tiba gak tau kenapa pak haji itu melepaskan gendongan-nya dan pendeta itu tentu saja kecebur sungai. Jebur….. glagep-glagep..Lho kok bisa jadi begitu ya ?. Wah jangan2…. SARA nih.
Sang Pendeta mau enggak mau harus berusaha keras banget untuk belajar berenang sen-diri, supaya kagak ke-lelep, supaya kagak tenggelam, supaya kagak mati sia-sia.
Eh tau-tau si-Pendeta itu menggerak-gerakan kakinya – water trapen – beliau kagak teng-gelam, beliau akhir-nya bisa belajar berenang sendiri dan cengengesan kesenengan. Kayak anak kecil, ABG, padahal udah dewasa. Udah bangkotan.
Kemudian Pak Haji berkata sambil ketawa-tawa,
“Nah, ini baru cerita-nya ada haji membaptis pendeta.”
He-he-he.
Mereka berdua ketawa lagi, dan ketawa bersama. Bersama-sama kita bisa ketawa. Se-karang kedua-nya terlihat berenang-renang ketepian sungai. Untuk melepas lelah kedua-nya duduk leyeh-leyeh, stretching, lantas berbaring diatas re-rumput-an hijau yang ter-bentang luas disana sembari memandang jauh ke-ufuk langit biru. Pada saat itu suasana dan pemandangan-nya sungguh sungguh sangat indah., apalagi, tanpa disadari mereka berdua bersama-sama menyanyi-kan lagu dangdut rohani kesayangan pak Haji dan juga kesayangan pak Pendeta.
Pandanglah kesana pandang ke-ufuk langit biru. Pandang-lah kesana kedalam lubuk bathin-mu. Kenali-lah, siapa sebenar-nya dirimu dst . Lho kok mirip lagu-nya bapak sih ?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar